kebaikan vs kejahatan

Kebaikan Vs Kejahatan
OPINI
Shienny Lai
| 30 April 2010 | 20:00
133
1



1 dari 1 Kompasianer menilai Bermanfaat.

Banyak manusia modern sekarang ini yang dikatakan “berpengetahuan”
sebenarnya hanyalah “segelintir” saja, mengapa saya berkata
demikian? Karena jika saya menanyakan pertanyaan yang dianggap bodoh dan
berbobot seperti berbuat baik VS berbuat jahat lebih mudah mana? Semua
orang terbilang mudah terpengaruh dan menjawab dengan yakin bahwa berbuat
kejahatan lebih gampang! Bahkan anggota-anggota dari pengikut Tuhan di Tiberias
(mayoritas) menjawab berbuat jahat palilng gampang daripada berbuat baik, hanya
segelintir saja yang menjawab berbuat baik itu lebih gampang daripada berbuat
jahat dan hanya beberapa di luar agama Kristen yang menjawab berbuat kebaikan
lebih gampang daripada berbuat kejahatan.

Kenapa saya menjawab bahwa berbuat kebaikan itu lebih
gampang daripada berbuat kejahatan? dan mengapa banyak manusia yang memilih
berbuat jahat lebih gampang daripada berbuat baik? Jawabnya ada dalam
hati kita, coba anda renungkan dan pikirkan baik-baik, jika anda memiliki seekor
anak anjing yang lucu, lalu anda memeliharanya dengan sepenuh hati, merawatnya
dengan sangat baik dan penuh kasih sayang, semua itu berbuat kebaikan dan anak
anjing itu hingga besar jika tetap diperlakukan seperti itu akan menjadi anjing
yang benar-benar lembut, setia, menjaga dengan baik majikannya, menjadi penurut,
selalu ingin berada di dekat saudara, dan ia akan selalu percaya, memahami anda,
intinya jika anda berbuat baik selalu padanya itu dapat anda
lakukan selamanya. Tetapi jika ternyata anda memperlakukannya sebaliknya,
mungkin anda baik pada awalnya lalu berubah karakter serta hati saudara dan anda
mulai memukuli anjing itu tanpa ada rasa kasih sayang lagi, mungkin anda bisa
memukulinya atau berbuat kasar, dan sebagainya yang mampu menyakitinya atau
bahkan anda membunuhnya tapi ingat berbuat jahat tidak dapat anda lakukan
selamanya, karena anjing itu kehilangan rasa kepercayaan terhadap saudara,
anjing itu dapat kabur dan anda tidak dapat melukainya lagi, jika ia dikurung
dan matipun anda tidak dapat melakukan selamanya bukan? ingat HUKUM KARMA,
siapa yang menanam yang baik-baik akan menuai yang baik juga dan akan membentuk
“Luck” sedangkan siapa yang menanam yang tidak baik akan menuai yang
buruk dan akan membentuk “Unluck”.

Anda menyumbang fakir miskin, membantu korban bencana alam,
teman anda tidak memiliki sepatu, tetangga anda tidak memiliki rumah, anda
hanya tinggal memberikan saja (ingat “hati”) tapi jika anda
ingin mencuri sesuatu entah itu barang, uang, barang berharga, mengambil nyawa
seseorang, ingin
menyontek, anda harus melakukan strategi agar tidak ketahuan (ingat semakin
ditutup-tutupi baunya akan tetap tercium =p), seperti halnya
merampok Bank (pikirkan baik-baik), tapi ingat setelah anda tertangkap anda
tidak dapat melakukannya lagi dalam waktu singkat. Jika anda sebagai Orang Tua
selalu menganggap anak sebagai kacung dan tanah liat dalam arti membentuk agar
lebih mandiri misalkan, ingat kemandirian itu akan menimbulkan perlawanan
terhadap Orang Tua, sudah ada 2 kasus dalam lingkungan pergaulan saya (jujur,
saya sangat sedih dan kecewa sekali setelah mendengar dan melihat dengan mata
kepala saya sendiri adegan demi adegan).

Manusia berpikir bahwa menjadi orang baik itu lebih sulit
apalagi hidup di zaman yang serba membutuhkan uang, uang terus yang dibicarakan,
dituntut untuk dicari, yang dianggap dapat memberikan kebahagiaan dan semua demi
memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidup (seperti pernikahan orang zaman
sekarang saja, cari yang kaya atau yang bakalan kaya terus kawinin deh, sumpah
bodoh sekali jika orang itu menikah hanya karena materi ataupun fisik, hanya
demi memuaskan ego dan kata beberapa teman klo tidak seperti itu saya tidak bisa
hidup hahahaha benarkah?) Sekedar info : Menurut penelitian psikologi yang
saya dapat dari teman, bahwa pria lebih cenderung pada kepuasan secara biologis
dan wanita lebih cenderung pada kepuasan secara materiil, dan kekuatan pria
sebenarnya ada pada uang sebagai power sesungguhnya dan wanita ada 3 senjata,
yaitu : Body, rayuan dan tangisan. lanjut, dan menjadi orang jahat itu
tidaklah sulit, maka mereka mengambil kesimpulan secara sempit bahwa, jika
menjadi orang baik itu lebih sulit maka berbuat kebaikan itu juga lebih sulit
tentunya dan jika menjadi orang jahat itu tidaklah sulit maka berbuat kejahatan
itu lebih mudah. Kesimpulan : banyak kejahatan melonjak
drastis, orang baik banyak yang berubah drastis jadi orang jahat, dan orang
jahat kemungkinan besar menjadi lebih jahat lagi karena jarang yang benar-benar
memiliki “kesadaran” (ingat cerita 7 orang buta menceritakan tentang
bentuk seekor Gajah? Manusia yang sadar akan melihat secara keseluruhan sudah
berpikir dengan “mind dan no mind” dan seakan-akan dia berada di puncak gedung
atau gunung yang tinggi sehingga ia dapat melihat secara luas ruang lingkup yang
dilihatnya jadilah orang yang memiliki kesadaran dalam arti tidak
berpikiran sempit). Yup itu menurut pemikiran saya mengapa banyak orang jahat
dan terus bertambah dan bertambah.

Contoh-contoh lainnya dapat anda cari dari debu-debu
kehidupan dalam lingkungan saudara sekalian, lebih baik seperti kata teman baik
saya bahwa lebih baik menjadi domba berbulu serigala, daripada serigala
berbulu domba hehe

0 komentar:

Posting Komentar

TWITTER